07 Oktober 2011

Sementara dunia berduka atas kematian pendiri Apple Steve Jobs di California, banyak warga Suriah pada Kamis kemarin (6/10) dengan cepat mengklaim bahwa salah seorang jenius komputer dunia tersebut adalah warga mereka sendiri melalui sedikit koneksi yang diketahui terkait ayah kandungnya.
Jobs, yang meninggal karena kanker pada usia 56 pada hari Rabu lalu, diberikan untuk diadopsi segera setelah dia lahir di San Francisco dari seorang ibu Amerika, yang bernama Joanne Carole Schieble, dan seorang ayah yang kelahiran Suriah bernama, Abdulfattah "John" Jandali.

Jandali, 80 tahun, seorang mantan akademisi menceritakan bagaimana ayah Schieble menolak untuk mengizinkan putrinya untuk menikah dengan dirinya yang turunan Suriah dan begitu bayi hasil hubungan mereka lahir, Schieble langsung menyerahkan bayi itu untuk diadopsi oleh sepasang suami istri dari California, Paul dan Clara Jobs.
Hanya dalam beberapa tahun terakhir Jandali, yang dilahirkan di kota Homs Suriah yang akhir-akhir ini menjadi seorang eksekutif Boomtown Casino di Reno, Nevada, menyadari bahwa boss Apple adalah anaknya.
"Tanpa memberitahu saya, Joanne pindah ke San Francisco untuk melahirkan bayi tanpa ada yang tahu, termasuk saya," kata Jandali kepada New York Post dalam sebuah wawancara pada bulan Agustus lalu. "Dia tidak ingin membawa malu bagi keluarga dan ia pikir ini adalah jalan terbaik bagi semua orang."
Sebelum Jandali menceritakan hubungannya dengan Steve Jobs, banyak warga Suriah yang tidak menyadari hubungan antara Apple dengann tanah air mereka sampai saat ini. Namun mereka dengan cepat merangkul dan mengelu-elukan Jobs ketika terdengar berita tentang kematiannya dan mengetahui bahwa Jobs memiliki darah Suriah di tubuhnya.
Pengguna situs jejaring sosial Twitter Suriah juga dengan cepat untuk menyebarkan informasi ini.
"Keturunan Suriah telah meninggal hari ini," kata seorang pengguna Twitter, sambil menggemakan sentimen terhadap pemimpin Suriah.
"Dunia tempat kita hidup sakit ketika Steve Jobs meninggal karena kanker namun Bashar al-Assad justru menjadi kanker bagi Suriah," kata pendukung oposisi yang lain di websitenya.
Di Suriah, beberapa orang, mengatakan Jobs tidak akan mungkin memiliki karir seperti bintang jika ia tinggal di tanah kelahiran ayahnya, di mana keluarga Assad telah memerintah selama 41 tahun.
"Saya merasa sedih, bukan karena ia berasal dari Suriah, tetapi karena kita akan kehilangan penemu dan penemuannya," kata Rana, seorang mahasiswa 21 tahun. "Tapi saya berpikir bahwa jika dia tinggal di Suriah, ia tidak akan menemukan dan mendapatkan apa-apa."
"Ini menyedihkan dan kita akan kehilangan banyak prestasi, tetapi perusahaan Apple akan terus berjalan," kata Ali, seorang desainer website. "Jika ia hidup dan meninggal di Suriah, ia tidak akan memiliki apa-apa yang bisa dicapai." (fq/reu)[eramuslim.com]

0 Comments:

Post a Comment