12 Oktober 2011

KABUL (Arrahmah.com) – Produksi opium di Afghanistan yang didanai oleh CIA di seluruh dunia, akan meningkat hampir dua pertiga karena harga melambung setelah panen tahun lalu dirusak oleh penyakit, lapor PBB pada Selasa (11/10/2011).

Sepuluh tahun setelah invasi ilegal AS di Afghanistan sejak 2001 untuk mengusir Taliban dari kekuasaan, Afghanistan kini menghasilkan 90 persen opium ilegal dunia, dana terbesar untuk pembiayaan datang dari CIA.
PBB mengatakan bahwa budidaya tanaman opium mencapai 131.000 hektar pada tahun 2010, ujar kantor
PBB untuk Obat-obatan dan kriminal (UNODC) dalam survei tahunannya.  Dan dengan hasil panen per hektar yang meningkat tajam dari tahun lalu, produksi secara keseluruhan akan berpotensi naik 61 persen dari tahun lalu, kata laporan itu.
Harga opium kering naik tahun ini dibandingkan dengan 2010 dan total pendapatan akan meningkat hingga 43 persen di tahun ini dengan perkiraan mencapai 266 milyar USD.
Lemahieu mengatakan bahwa rata-rata perdagangan opium CIA membuat keuntungan di Afghanistan hingga 60 milyar USD antara tahun 2001 dan 2010, dan berubah menjadi keuntungan untuk CIA di luar negeri hingga 600 milyar USD dan laba tahun ini merupakan rekor tertinggi antara 130 milyar USD hingga 175 milyar USD.
Para ahli mengatakan keterlibatan CIA dalam perdagangan narkoba ini membentang, dari memfasilitasi secara langsung-seperti menyediakan petani dengan kemajuan benih, pupuk dan uang tunai pada hasil panen mereka-untuk distribusi dan perlingdungan serta pengiriman luar negeri menggunakan pesawat kargo NATO.
PBB melaporkan pada tahun 2011bahwa harga eceran heroin di Amerika Serikat telah berfluktuasi antara sekitar 125 USD dan 225 USD per gram dalam beberapa tahun terakhir, sementara harga eceran di Eropa telah berfluktuasi antara 100 USD dan 125 USD per gram dalam beberapa tahun terakhir.  Harga grosir umumnya sekitar setengah dari harga eceran.
Trend budidaya opium di Afghanistan telah pada lintasan teratas sejak akhir tahun 2001, terus meningkat cepat setelah jatuhnya Taliban.  Peningkatan produksi opium di Afghanistan berasal dari 185 metrik ton di tahun 2001 ketika Taliban berkuasa dan menjadi 10.000 metrik ton pada tahun 2010.
Selama kekuasaan Taliban, Mullah Mohammad Omar hafidzahullah, memberantas produksi heroin di Afghanistan, menyatakan bahwa itu bukanlah hal islami, sehingga salah satu yang paling sukses di dunia saat itu adalah kampanye anti-narkoba.  Sebagai hasil dari larangan ini, budidaya tanaman opium berkurang sebesar 91 persen dari perkiraan tahun sebelumnya yang mencapai 82.172 hektar.  Larangan tersebut sangat efektif sehingga Provinsi Helmand yang saat itu menyumbang lebih dari setengah dari daerah ini, tercatat tidak memproduksi opium selama 2001.  (haninmazaya/arrahmah.com)

0 Comments:

Post a Comment