08 Oktober 2011

Sumber [eramuslim.com]
Assalamu'alaikum Warahmatullahiwabarakatuh. Ustadz kapan Eramuslim akan membahas kesesatan Syiah dan hubungannnya dengan zionis/Yahudi dalam memusuhi Islam. agar umat islam tidak tertipu dan menganggap syiah adalah bagian dari Islam, Jazakumullahu khoiron katsriron
hnf

Jawaban

Alaykumsalam. Warrahmatullahi Wabarakatuh. Jazakallah atas pertanyaannya saudaraku hnf. Tampaknya persoalan Syiah ini memang sangat dibutuhkan masyarakat. Syiah bagai musuh dalam selimut. Mereka mengaku Islam tapi diam-diam menusuk dari belakang.
Saudaraku, sejujurnya media Islam harus concern untuk melawan Syiah dan mempertegas perbedaan tauhid antara Islam dan Syiah. Saya sendiri dalam rubrik ini telah berkali-kali membahas kesesatan Syiah. Dari mulai ajaran, stigma bahwa mereka anti Yahudi, sampai hubungan gelap mereka dengan Israel. Namun mengingat pentingnya perkara ini, maka itu tidak salah pula, untuk kitareview kembali.

Kesesatan Syiah [klik tajuk]

Saudaraku, kesesatan Syiah adalah sebuah keniscayaan yang sudah menjadi kesepakatan ulama muslim. Hal ini dikarenakan akidah tauhid mereka yang memang berbeda antara Islam dan Syiah. Maka itu tak heran, Imam Bukhori dalam Kholgul Afail halaman 125, pernah berkata, “Bagi saya sama saja, apakah aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka."
Salah satu kesesatan Syiah adalah rukun iman versi mereka sendiri yang menyelisihi umat muslim. Lima rukun iman versi Syiah tidak menyebutkan bentuk keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar.
Mereka juga menghina Al Qur’an yang ada ditangah kaum muslimin saat ini sebagai palsu dan tidak orisinil. Dalam kitab Al Kaafi misalnya, sebuah kitab yang kedudukannya di sisi mereka sudah seperti Shahih Al-Bukhari di sisi kaum muslimin, karya Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini (2/634), dari Abu Abdullah (Ja’far Ash-Shadiq), ia pernah berkata: “Sesungguhnya Al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Muhammad (ada) 17.000 ayat."
Selanjutnya di dalam Juz 1, hal 239-240, dari Abu Abdillah ia berkata, bahwa “…Sesungguhnya di sisi kami ada mushaf Fathimah ‘alaihas salam, mereka tidak tahu apa mushaf Fathimah itu. Abu Bashir berkata: ‘Apa mushaf Fathimah itu?’ Ia (Abu Abdillah) berkata: ‘Mushaf 3 kali lipat dari apa yang terdapat di dalam mushaf kalian. Demi Allah, tidak ada padanya satu huruf pun dari Al Qur’an kalian…’.” Naudzubillah min dzalik.

Syiah Memusuhi Yahudi?
Selain itu dalil yang digembar-gemborkan bahwa Syiah sangat pro terhadap perlawanan Yahudi tampaknya memang perlu dipertanyakan. Saya sendiri tidak percaya bahwa Syiah itu betul-betul memusuhi Yahudi. Kehidupan Yahudi di Iran pun tenang-tenang saja. Mereka senantiasa diberi hak-haknya. Tidak ada tanda permusuhan dari seorang Ahmadinejad. Bahkan Iran adalah Negara di Timur Tengah yang menampung Yahudi terbanyak setelah Israel dengan jumlah populasi yang mencapai 50.000 orang dan tersebar di tiga kota, Teheran, Isfahan, dan Shiraz.
Berbeda dengan kaum sunni (selanjutnya disebut muslim) yang mengalami penindasan.Mereka mengalami penekanan yang sistematik selama bertahun-tahun. Pemimpin mereka, seperti Ahmed Mufti Zadeh dan Syeikh Ali Dahwary, dipenjarakan kemudian dibunuh. Pemerintah Iran juga menghancurkan masjid-masjid umat muslim, bahkan adzan umat muslim pun dilarang oleh pemerintah Iran.
Kejadian menyakitkan teranyar adalah ketika Syiah melarang kaum Muslim menyelenggarakan shalat Idul Fitri pada 1 Syawal kemarin (31/8). Iran memerintahkan penganut umat muslim yang merupakan minoritas di negara beragama Syi'ah itu, untuk tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri secara terpisah. Bahkan Ratusan polisi diterjunkan di ibukota untuk mencegah orang-orang Muslim memasuki gedung atau rumah yang mereka sewa untuk menggelar shalat Idul Fitri. Naudzubillah min dzalik.
Yahudi hidup tenang di Iran, namun untuk umat muslim justru sebaliknya
Hebatnya, seakan berbanding terbalik, Sinagog Yahudi justru banyak bertebaran di seantero Iran, di Teheran sendiri ada 10 tempat ibadah kaum Yahudi laknatullah tersebut. Mereka aman, sejahtera, sentosa, dan bebas melaksanakan keyakinannya.
Situasi kegetiran Muslim Iran pun sangat menyedihkan. Mereka hidup di pinggiran dan perbatasan. Sementara kaum Syiah dan Yahudi menghuni kawasan kota-kota besar di Iran. Lalu apa arti dari ini semua? Apakah betul Syiah memusuhi Yahudi?
Hubungan kekerabatan ini amat wajar sekali terjalin, karena Syiah sendiri adalah hasil makar Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi gembong munafik yang menyembunyikan kekufuran dan berpura-pura sebagai seorang mulim karena geram melihat agama mulia ini tersiar dan tersebar di jazirah Arab, di Imperium Romawi, negeri-negeri Persia sampai ke Afrika dan masuk jauh di Asia, bahkan sampai berkibar di perbatasan-perbatasan Eropa.
Maka itu tak heran jika ajaran Syiah mirip dengan Yahudi. Sebagai contoh Orang Yahudi mengatakan yang layak memegang kekuasaan adalah keluarga Dawud. Sedangkan kata Syi'ah tidak layak menduduki imamah (kekuasaan) kecuali anak turun 'Ali bin Abi Thalib (Ahlul Bait). Yahudi pun mengganti kitab Taurat dengan talmud, sedangkan Syiah merubah kitab suci Al-Qur'an dengan al-Jamiah, al-Jufrdan Mushaf Fatimah.

Hubungan Gelap Antara Syiah dengan Zionis
Hubungan Syiah Iran dengan Zionis juga adalah sisi gelap yang selalu mereka tutupi. Beberapa waktu lalu seorang Ulama Syiah sempat membuat pernyataan mengejutkan, Menurut Ulama Syiah Mahmud Nubia, bahwa penasehat teras atas Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei, menyatakan bahwa Iran harus memiliki "hubungan yang bersahabat" dengan Negara Yahudi, namun Ahmadinejad menahan diri dari posisi ini di depan umum karena pemimpin tinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei sangat keberatan dengan hal ini. (Lihat Eramuslim, Ulama Syiah: Ahmadinejad Ingin Menjalin Persahabatan dengan Israel, 27 Mei 2011)
Nubia lebih lanjut menyatakan bahwa Presiden Iran secara pribadi mengatakan kepadanya bahwa ia mendukung pernyataan Mashaei, tapi tidak bisa berkata apa-apa karena menghormati pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ali Khomeini.
Sejatinya, menurut Husain Ali Hasyimi, dalam tulisannya,Al-Harbul Musytarakah Iran wa Israil bahwa sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran telah menjalin hubungan perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang ini berkelanjutan hingga setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khomeini.
Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata terbesar ke Iran. Sandiwara "permusuhan" Iran dan Yahudi mulai terbongkar, ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan.
Betulkah Israel dan Iran Bermusuhan?
Selanjutnya kalaulah memang Ahmadinejad serius melawan Zionis Amerika, sekiranya ia bisa berbuat lebih riil dalam melaksanakannya. Tidak jauh dari Iran, berbatasan langsung dengan teritori Ahmadinejad, yakni Afghanistan dimana puluhan ribu mujahidin bahu membahu mengusir Amerika dan cengkaman Zionis. Namun sampai saat ini belum ada tindakan konkret dari Ahmadinejad untuk membantu Afghan mengusir Amerika.
Yang terjadi justru sebaliknya. Kita ketahui bersama hubungan Ahmadinejad dengan Nouri Al Maliki dekat sekali. Sebab Perdana Menteri Syiah di Irak ini juga naik atas jasa Teheran. Maka itu, pada 18 Oktober 2010, Maliki terbang ke Teheran pada hari Senin untuk meminta dukungan bagi masa jabatan barunya, karena Iran telah memiliki pengaruh yang signifikan di Baghdad sejak runtuhnya Saddam. Padahal jelas-jelas Nouri Al Maliki adalah kaki tangan Amerika di Irak. (Lebih jauh baca di Eramuslim, Akhirnya, Poros Baru Syiah: Ahmadinejad-Maliki-Al-Sadr, 20 Oktober 2010)
Hanya sekelompok kecil orang-orang Nasionalis Barat, didukung oleh orang-orang Syiah yang berlindung dibalik ketiak Amerika Serikat yang mendukung pemerintahan Nouri sekarang dan juga Amerika Serikat dan sekutunya tentunya.
Kelompok Islam di Irak jelas menentang pemerintahan bentukan Amerika Serikat sekarang dan menyatakan perang terhadapnya (pemerintahan kafir Amerika) adalah Jihad, dan mati melawannya adalah mati syahid. Lalu dimana suara Ahmadinejad dan konci-konco Syiah di Iran untuk ikut membantunya?
Nouri Al Maliki, Agen Amerika di Irak
Oleh karenanya sudah seyogyanya umat muslim baro’ kepada Syiah. Karena sejatinya baik dari segi akidah maupun kenyataan di lapangan, kaum Syiah tidak berpihak kepada kaum muslim dan justru bermesraan dengan kaum kafir. Allahua'lam. (Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)

0 Comments:

Post a Comment