03 Oktober 2011

Syaikh Yusuf al-Qardhawi - presiden persatuan ulama muslim internasional - hari Minggu kemarin (2/10) mengecam fatwa yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Asosiasi Ulama Yaman yang melarang mengkritik dan memberontak terhadap Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh baik melalui kata-kata ataupun tindakan, sembari menyatakan keheranannya bahwa masih ada masyarakat di dunia Islam yang berpikiran seperti itu di abad 15 Hijriah.
Syaikh Qardhawi menjelaskan bahwa Asosiasi Ulama Yaman telah salah memahami ayat yang berbunyi: "Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan pemimpin di antara kamu."

Dia menekankan bahwa "ketaatan kepada penguasa harus dicapai jika pemimpin tersebut sesuai dengan Allah dan Rasul-Nya, dan melaksanakan hukum-hukum-Nya dan apa yang telah disepakati antara dirinya dan rakyatnya."
"Orang-orang Yaman sekarang ribuan hingga jutaan menuntut presiden untuk pergi dan presiden tidak menanggapi mereka."
Qardhawi menekankan bahwa rezim Saleh telah memerangi dan menumpahkan darah rakyatnya sendiri, serta mempertanyakan apakah para ulama Yaman telah lupa bahwa banyak fakta perempuan Muslim telah ditahan oleh kekuasaan 33 tahun Saleh, dan apakah mereka lupa bahwa konstitusi dan hukum Yaman memungkinkan untuk melakukan aksi demonstrasi damai.
"Saat ini seharusnya para ulama Yaman menyarankan pemerintah untuk menanggapi tuntutan rakyat untuk memilih pemimpin mereka sendiri yang bertanggung jawab, bukan untuk memaksakan kepada mereka menerima serta melanjutkan pemerintahan yang telah membunuh mereka dengan besi dan api," tegas Qardhawi.
Rakyat Yaman sendiri telah melakukan aksi protes menuntut penggulingan Presiden Ali Abdullah Saleh sejak Februari tahun lalu.(fq/aljz)[eramuslim.com]

0 Comments:

Post a Comment