15 November 2011

JAKARTA (Arrahmah.com) – Umat Islam harus menjadi umat yang pemberani! Demikian yang disampaikan Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahmah dalam Kuliah Umum Majelis Ilmu Ar Royyan bertemakan “ Kristenisasi Upaya Menebar Benih Keresahan & Kebohongan Dalam Masyarakat, Bagaimana Sikap Umat Islam ?” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi, Ahad (13/11/2011). Kenapa umat Islam harus berani, karena umat Islam melaksanakan Al Qur’an. Allahu Akbar!
Selain berani, umat Islam harus siap konfrontasi

Selain harus berani, untuk menghadapi  gencarnya pemurtadan dan kristenisasi yang dilakukan para misionaris Kristen, umat Islam juga harus siap konfrontasi, baik dialog (mujadalah) maupun perang (qital).
Sebelum menghadapi serbuan gerakan pemurtadan baik yang dilakukan oleh Yahudi maupun Kristen, Ustadz Abu Jibriel, demikian biasa disapa, menekankan agar umat Islam mendiagnosa karakter Yahudi dan Kristen sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Diagnosa gerakan pemurtadan dan kristenisasi tidak akan tepat bila kita tidak mengkaji anatomi Yahudi dan Nasrani dalam Al-Qur’an,” jelas Wakil Amir Majelis Mujahidin itu.
Ustadz Abu Jibriel menambahkan, ada lima surat dalam Al-Qur’an yang hampir seluruhnya membongkar watak asli Yahudi dan Nasrani, yaitu surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’ dan Al-Ma’idah. Bila kita bisa mempelajari lima surat ini dengan baik, kita akan dapat menguasai karakter dan sifat Yahudi dan Nasrani. Karenanya, ikhwan aktivis Islam harus membaca lima surat Al-Qur’an tersebut agar memiliki pemahaman yang benar dan lurus mengenai Yahudi dan Nasrani.
Setelah mengutip surat An-Nisa’ 44-52, Ustadz Abu Jibriel menyimpulkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang selalu mencela orang-orang beriman. Mereka mengklaim telah mendapat petunjuk Tuhan, padahal justru mereka itulah yang telah memilih jalan kesesatan hingga akhirnya Allah Ta’ala melaknat mereka di dunia dan akhirat.
“Mereka selalu mencerca orang-orang beriman dan mengatakan diri mereka mendapat petunjuk, padahal diri mereka dikutuk dan dilaknat Allah di mana saja mereka berada,” paparnya.
Amir Majelis Ilmu Ar-Royan ini juga mengimbau agar umat Islam berani menolak para misionaris yang datang ke rumah-rumah umat Islam.
“Kalau ada orang Nasrani pakai kerudung datang dengan mengatakan ‘Kami datang membawa keselamatan, jika ibu ingin selamat dunia dan akhirat maka masuklah ke dalam agama Nasrani.’ Kalau bisa ajak dialog, tapi kalau tidak bisa, usir dia! Katakan, ‘Pembohong kamu! Kamu adalah mahluk yang terkutuk di dunia dan akhirat!” tegasnya.
Ustadz Abu Jibriel menambahkan, seharusnya orang Nasrani yang didakwahi agar masuk Islam, bukan sebaliknya. Sebab Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 47 yang artinya dalam tarjamah tafsiriyah: “Hai kaum Yahudi dan Nasrani, berimanlah kalian kepada Al-Qur’an apa yang telah Kami turunkan kepada Muhammad, Al-Qur’an membenarkan Taurat dan Injil, jika kalian tidak mau beriman maka kami akan menghancurkan kamu semua. Kami akan mengembalikan kamu kepada kekafiran atau kami akan mengutuk kamu seperti Kami telah mengutuk orang-orang Yahudi dahulu yang melanggar hari Sabtu. Ancaman Allah pasti berlaku.”
Secara prosedural, jelas Ustadz Abu Jibriel, ia pernah melaporkan upaya kristenisasi ini ke DPR RI namun tidak pernah ada tindak lanjutnya. “Sekarang ada kasus Mobil Pintar dan banyak lagi macam-macam. Kalau dulu di masa tsunami kami bersama-sama Habib Rizieq mendapati sumbangan yang diberikan kepada para korban tsunami, di dalamnya ada Bibel. Ada pula boneka-boneka yang bila dipencet akan keluar lagu rohani Kristen. Kasus itu sudah kita bawa ke DPR tapi DPR hanya diam saja, tidak ada proses apa-apa,” kenangnya. “Begitu hebatnya kaum Nashara memurtadkan kaum Muslimin tapi kaum Muslimin tak berani!” tambahnya.
Umat Islam harus siap kapan saja!
Sementara dalam makalah beliau yang dibagikan kepada jamaah, Ustadz Abu Jibriel memaparkan dua sikap yang wajib dimiliki umat Islam dalam menghadapi maraknya upaya kristenisasi, yaitu:
Pertama, umat Islam harus bersiap sedia kapan saja dan di mana saja untuk menyambut tantangan mereka. Karenanya umat Islam wajib mempersiapkan segala perbekalan yang Allah perintahkan kepadanya sebagaimana firman Allah yang artinya dalam tarjamah tafsiriyah:
“Wahai kaum mukmin, bersiap dirilah kalian untuk menghadapi kaum kafir dengan segenap kemampuan kalian dan dengan pasukan berkuda, untuk menimbulkan ketakutan pada musuh-musuh Allah, musuh-musuh kalian dan orang lain di luar mereka. Kalian tidak tahu kekuatan mereka, tetapi Allah mengetahui kekuatan mereka. Harta apa saja yang kalian telah dermakan untuk mendanai jihad untuk membela Islam, niscaya Allah akan memberikan pahala kepada kalian dan kalian tidak akan diperlakukan zalim.” (Qs Al-Anfal 60).
Kedua, jika kaum Muslimin sudah memiliki kemampuan, haruslah melakukan apa yang telah dilakukan oleh teladan terbaik Rasulullah SAW ketika kesepakatan dan perjanjian damai di kota Madinah dikhianati, beliau dan para sahabatnya memerangi dan mengusir penduduk Yahudi dan Nasrani dari kota Madinah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya dalam tarjamah tafsiriyah:
“Wahai kaum mukmin, perangilah musuh-musuh kalian sampai gangguan terhadap kehidupan beragama lenyap. Sehingga manusia beragama semata-mata karena taat kepada Allah. Jika musuh-musuh kalian mau berhenti dan mengganggu kehidupan  beragama, maka antara kalian dengan mereka tidak ada alas an untuk bermusuhan. Bermusuhan diperbolehkan hanya terhadap orang-orang yang melakukan gangguan kehidupan beragama.” (Qs Al-Baqarah 193).
“Wahai kaum mukmin, perangilah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tidak mau beriman kepada Allah dan hari akhirat, tidak meninggalkan larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak mau masuk Islam, padahal mereka telah berjanji mengikuti Nabi terakhir, kecuali mereka mau membayar jizyah dengan sukarela dan bersikap merendah.” (Qs At-Taubah 29).
(M Fachry/voa-islam/arrahmah.com)

0 Comments:

Post a Comment