21 September 2011

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Mantan presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani dikabarkan tewas dibom pada hari Selasa (20/09/2011), sebagaimana dilansir BBC di hari Rabu (21/09/2011). Kabar ini tentu saja mengejutkan kaum Muslimin. Nama Burhanuddin Rabbani dikenal sebagai mujahidin Afghanistan yang berjihad memerangi agresor kafir Rusia, mengusirnya dan akhirnya mengantarkannya menjadi presiden Afghanistan. Lalu, mengapa mantan presiden Afghanistan itu kini tewas dibom?

Siapa Burhanuddin Rabbani?
Sebelum tewas dalam sebuah serangan bom di kediamannya, Selasa (20/09/2011) Burhanuddin Rabbani sedang menjabat sebagai Ketua Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan. Sebagai Ketua Dewan Tinggi Perdamaian, Robbani adalah pejabat Afghanistan yang dipercaya bisa melakukan rekonsiliasi perdamaian dengan Taliban. Bisa dikatakan, Rabbani berada di garis depan dalam upaya menjalin perundingan dengan Taliban.
Sejarah mencatat bahwa Burhanuddin Rabbani menjadi Presiden Afghanistan pada tahun 1990, pasca penarikan pasukan Uni Soviet yang kalah perang dengan mujahidin Afghanistan yang bersatu ketika itu. Sayangnya, Burhanuddin Rabbani gagal mempertahankan kemenangan mujahidin dan mengakibatkan terjadinya perselisihan diantara mujahidin. Selain itu, Burhanuddin dinilai gagal menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, bahkan malah ikut masuk ke dalam PBB.
Dalam buku Biografi Mullah Umar “The Giant Man” karya Syekh Husayn Ibn Mahmud dijelaskan bagaimana akhirnya Taliban di bawah kepeminpinan Mullah Umar mengambil alih kepemimpinan Burhanuddin Rabbani yang gagal pada tahun 1996.
“Taliban mencapai pinggiran kota Kabul dan pergi menemui Burhanuddin Robbani dengan sejumlah permintaan, diantaranya :
  1. Penerapan syariat Islam
  2. Mengganti penguasa komunis dan pengikutnya dari pemerintahan
  3. Memindahkan wanita dari gedung pemerintahan
  4. Mencegah korupsi, pelacuran, sinema, musik, video bejat yang telah menyebar di Kabul
Robbani meminta satu konvoi dari Taliban untuk berunding dengannya. Mereka mengirim satu konvoi dan ternyata dikhianati oleh pasukan Menteri Pertahanan, bahkan setelah mereka mengirim perjanjian bahwa mereka akan menyerahkan senjata, berhenti berperang, dan memulai negoisasi. Kemudian pasukan Menteri Pertahanan tersebut membunuh sejumlah peserta konvoi Taliban yang datang kepada mereka. Disebutkan bahwa jumlah Taliban yang dibunuh mencapai 250 orang. Setelah itu tidak ada lagi yang terjadi kecuali Taliban menyerang Kabul yang takluk begitu cepat, pada tanggal 26 September 1996.”
Siapa kehilangan Burhanuddin ?
Burhanuddin Robbani, yang menjadi Ketua Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan, ternyata menjadi harapan presiden boneka Afghanistan Hamid Karzai, dan pemimpin perang salib, Barack Obama.
Presiden boneka Afghanistan Hamid Karzai menyebut Burhanuddin sebagai harapan terbesar bagi rakyat Afghanistan. Dari Amerika Serikat, Karzai menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya dan mengatakan bahwa meninggalnya Mantan Presiden Burhanuddin Rabbani sebagai sebuah kehilangan yang sangat tragis dari seorang patriot Afghanistan.
Sementara itu, pimpinan perang salib, Barack Obama setali tiga uang dengan Karzai, ikut berbelasungkawa atas kematian Burhanuddin Robbani :
“Kami berdua percaya bahwa meskipun telah terjadi insiden ini, kami tidak akan tergoyahkan dalam menciptakan arah dimana Afghanistan akan bisa hidup di alam kebebasan, aman, selamat dan makmur.”
Ironisnya-Burhanuddin Robbani-yang dikabarkan tewas karena serangan bom syahid, pernah berpidato menentang serangan bom syahid dalam konferensi keagamaan di Iran dan menyerukan kepada cendekiawan Muslim untuk menyuarakan tantangan terhadap serangan bom syahid.
Menurut BBC, Robbani saat itu sedang menemui dua anggota Taliban di kediamannya ketika terjadi ledakan. Hingga kini belum jelas apakah kedua anggota Taliban tersebut yang melakukan serangan ke Robbani.
Beberapa media dan analisa menyebutkan bahwa pelaku aksi tersebut diketahui sebagai salah seorang kepercayaan yang pada saat pertemuan disebutkan membawa sebuah informasi penting untuk Rabbani. Pada saat pertemuan, pelaku memeluk Rabbani dan kemudian meledakkan bom yang disembunyikan di sorbannya. Ledakan tersebut membunuh Rabbani dan melukai tiga orang lainnya. Salah satu korban yang menderita luka-luka serius diketahui bernama Mohammad Masoom Stanekzai.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada satupun rilis resmi dari mujahidin Taliban, atau mujahidin lainnya yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)

0 Comments:

Post a Comment