15 September 2011

Pemerintah Iran memperketat aturan tayangan program-program televisi. Iran, seperti dilansir kantor berita Fars, melarang televisi menayangkan program yang menampilkan laki-laki setengah telanjang dan kisah cinta segitiga.

TV Iran yang memonopoli siaran televisi di negeri itu, selama ini hanya menyajikan program-program keagamaan dan pengumuman-pengumuman yang disampaikan pemerintah. Tapi, beberapa tahun lalu, pemirsa tv di Iran sempat gandrung dengan tayangan sinetron produksi lokal berjudul "Buah Terlarang".
Sinetron itu mengisahkan seorang lelaki tua yang memutuskan untuk meninggalkan istrinya, karena jatuh cinta dengan perempuan lain yang usianya lebih muda.
"Berdasarkan instruksi terbaru, program-program siaran yang menampilkan kisah cinta segi tiga, dilarang," demikian laporan Fars, "kecuali program yang secara terbuka mengecam tayangan-tayangan semacam itu."
Fars juga menulis, "Menampilkan gambar lelaki yang setengah telanjang, baik itu program produksi Iran atau produksi asing, juga dilarang, termasuk menampilkan tayangan yang memperlihatkan membaurnya lelaki dan perempuan."
Tapi instruksi itu tidak menjelaskan apakah pembatasan tersebut, terutama larangan menayangkan gambar laki-laki setengah telanjang, akan mempengaruhi liputan olahraga di televisi.
Sejak revolusi Syiah Iran tahun 1979, negara itu memberlakukan aturan ketat untuk siaran televisi. Acara tv dan film yang boleh ditayangkan, harus sesuai dengan nilai-nilai agama dan tidak diperkenankan menampilkan tayangan yang menunjukkan hubungan dekat antara lelaki dan perempuan atau sosok perempuan yang busananya tidak 'islami'.
Pembatasan ini mendorong banyak warga Iran beralih ke tv satelit yang menyajikan berbagai acara hiburan dan informasi internasional tanpa sensor. Tapi pada pertengahan 1990-an, Iran melarang penggunaan parabola dengan alasan untuk mencegah upaya Barat merusak rakyat Iran dengan tayangan-tayangan yang tak bermoral.
Kebijakan itu kembali dilonggarkan ketika Mohammad Khatami menjadi presiden Iran di tahun 1997. Namun, kalangan garis keras kembali meminta agar pembatasan terhadap penggunaan parabola diberlakukan lagi, saat Mahmud Ahmadinejad terpilih menjadi presiden pada tahun 2005. Setelah itu, polisi Iran melakukan razia penggunaan parabola untuk menangkap siaran tv satelit. (kw/aby)[http://www.eramuslim.com]

0 Comments:

Post a Comment