17 Februari 2011

 Kamis, 17/02/2011 [ eramuslim.com]
Departemen Pendidikan Saudi mengeluarkan resolusi untuk menarik beberapa buku yang ada di perpustakaan sekolah umum yang dianggap menghasut kekerasan dan melarang adanya sumbangan buku tanpa persetujuan otoritas berwenang terlebih dahulu.
Buku-buku yang dituduh memiliki dampak negatif pada siswa sekolah seperti tulisan-tulisan para pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir seperti Syaikh Hassan al-Banna, pendiri Ikhwan, dan Sayyid Quthb, salah satu pemikir Ikhwan yang paling terkemuka, surat kabar al-Hayat yang berbasis di London melaporkan Selasa lalu.
Kementerian pendidikan mengumumkan rencana akan melakukan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah untuk memastikan bahwa perpustakaan sekolah tidak lagi menyimpan buku-buku serupa untuk para siswa.
Dr Muhammad al-Zulafi, mantan anggota Dewan Syura, mengatakan langkah ini datang terlambat.
"Perpusatkaan sekolah selalu berisi buku yang mempromosikan kekerasan dan ekstremisme," katanya kepada Al Arabiya.
"Tulisan-tulisan para pemimpin Ikhwanul Muslimin memiliki pengaruh yang kuat pada pendidikan di Arab Saudi selama tiga dekade terakhir."
Zulafi menyatakan keraguannya tentang pelaksanaan keputusan kementerian itu karena sebagian besar pustakawan di sekolah-sekolah mengadopsi pandangan yang sangat mendalam terhadap buku-buku yang dilarang tersebut.
"Saya menyerukan kepada warga negara untuk ambil bagian dalam pelaksanaan keputusan ini. Mereka harus tahu apa yang terjadi di dalam sekolah-sekolah. "
Zulafi menambahkan bahwa untuk waktu yang lama, buku-buku ekstrimis telah membanjiri perpustakaan sekolah, sementara ada pembatasan terhadap buku-buku seni yang berbicara tentang seni atau nilai-nilai toleransi dan moderasi.
"Ada orang yang mendukung peredaran buku-buku itu. Beberapa bahkan mencetaknya dan mendistribusikannya secara gratis tanpa mempertimbangkan konsekuensinya kepada siswa. "
Zulafi memperingatkan bahwa buku-buku tidak hanya ada di sekolah, tetapi juga di beberapa tempat lainnya seperti klinik dokter. Itulah sebabnya, kata dia, harus ada rencana yang matang untuk menarik buku-buku tersebut dari seluruh kerajaan.
"Jika buku-buku tersebut tidak ditarik, pemuda kita akan berakhir di Somalia atau Tora Bora di Afghanistan karena ide-ide ekstremis yang mereka baca," pungkasnya.(fq/aby)

0 Comments:

Post a Comment