12 Februari 2011


sumber [eramuslim.com]
Revolusi Mesir mungkin gagal untuk membawa terjadinya reformasi, kecuali kekuasaan militer diambil alih oleh kepemimpinan pemerintah sipil, kata seorang analis.
"Kami telah berhasil melakukan langkah yang sangat penting menyingkirkan Presiden Hosni Mubarak. Tetapi Mubarak selama lima tahun terakhir memang tidak mengatur negara ini.  Dia selama ini hanya duduk di Sharm el-Sheikh tempat di mana dia sekarang mengungsi, "kata Zulfikar, seorang analis politik, kepada Press TV pada hari Jumat kemarin (11/2).
Zulfikar menambahkan bahwa Mubarak "hampir tidak pernah datang ke Kairo. Selama ini Mesir telah dijalankan oleh Wakil Presiden Jenderal Omar Suleiman yang mungkin masih menjadi wakil presiden sampai beberapa jam yang lalu. Pemerintahan dijalankan dari sudut pandang keamanan dan dari titik pandang kebijakan luar negeri oleh Omar Suleiman. Dia adalah teman dekat Israel dan Amerika. Tidak ada yang berubah. "
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa revolusi Mesir hanyalah awal dari sebuah proses yang panjang. Kami harus memastikan bahwa kami memiliki pemerintahan sipil dan bukan kekuasaan militer. Kita harus memastikan bahwa sisa-sisa rezim ini yang masih dalam posisi kekuasaan tidak masih berada di posisinya. "
Sementara itu, jutaan rakyat Mesir melambaikan bendera negara mereka, menari di jalan-jalan Kairo dan beberapa kota lainnya, membunyikan klakson dan meluncurkan kembang api sampai dini hari Sabtu ini (12/2) untuk merayakan kepergian Mubarak.(fq/ptv)

0 Comments:

Post a Comment