16 Disember 2011

Sumber [eramuslim.com]  Pemerintah Cina melakukan kampanye di kota di barat daya yang mayoritas muslim mencegah jilbab dan jenggot panjang yang tumbuh secara massal, dan langkah ini sebagai upaya mengilangkan "kesadaran religius", laporan media, Kamis.
Larangan pemerintah Cina terhadap kota Uigur dari Yining yang diupload oleh beberapa situs berita Cina, dan Televisi Phoenix berbasis di Hong Kong. Meskipun, kemudian menghilang dari website pemerintah Yining itu (www.yining.gov.cn).
Banyak orang Uighur, berbahasa Turki yang merupakan muslim asli Turkestan Timur atau Xinjiang, sangat membenci penindasan Cina. Muslim Uigur ingin mewujudkan budaya agama dan bahasa Islam mereka, dan di wilayah
telah sering terjadi kekerasan terhadap Muslim Uigur secara rutin. Pemerintah Cina dengan kekuatan militer yang dimiliki terus melakukan penindasan, dan tidak memberikan hak-hak kaum Muslim di wilayah itu. Bahkan, Pemerintah Cina telah berusaha menghapus Muslim Uigur dengan memasukkan orang-orang Cina dari suku Han masuk ke wilayah barat daya Cina itu.
Di distrik Dunmaili dari Yining di mana pemerintah memutuskan untuk lebih menerapkan kegiatan Partai (komunis) untuk menghapus kesadaran agama dan menganjurkan "gaya hidup beradab dan sehat", yang ada dalam doktrin komunisme.
Salah satu tujuan kampanye, katanya, adalah untuk mengakhiri "fenomena abnormal" perempuan etnis minoritas dan pemuda mengenakan pakaian Arab, memelihara jenggot panjang atau menutupi wajah mereka jilbab.
Wanita yang sudah "telah berjilbab" akan diundang untuk mengadakan pembicaraan membahas pengalaman mereka, dan mereka diiming-imingi pekerjaan dengan gaya yang lumayan, asal mereka meninggakan pakaian muslim mereka. Pejabat pemerintah Yining menolak berkomentar ketika dihubungi melalui telepon.
Hou Hanmin, juru bicara pemerintah Xinjiang, mengatakan kepada Reuters ia tidak tahu kebijakan pemerintah itu, tetapi umumnya orang-orang di wilayah itu "bebas" memakai apa yang mereka inginkan, termasuk etnis minoritas.
"Namun, untuk pekerjaan tertentu dan dalam pendidikan ada aturan tentang apa yang anda tidak bisa memakai hanya sebagai masalah kenyamanan," katanya melalui telepon.
Yining, juga dikenal sebagai Ghulja atau Yili, memiliki populasi 515.000 orang, sekitar 46 persen di antaranya adalah Muslim Uighur, menurut angka sensus 2010. Jauh sebelumnya, pernah terjadi kerusuhan yang hebat di Uigur, tahun l997, yang menelan banyak korban, bagi kaumMulim Uigur.
Sebaliknya, orang-orang Cina di negeri-negeri Muslim menikmati kehidupannya, mereka secara bebas melaksanakan hak-hak dasar mereka, dan bahkan mereka dapat menguasai ekonominya, melalui cara-cara yang tidak layak "menyogok" para pejabat untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, yang kemudian mereka memperbudak para pemimpin negeri-negeri Muslim itu. (mh/wb)

0 Comments:

Post a Comment