16 Disember 2011

Al-Azhar, lembaga tempat pembelajaran Islam yang telah berusia 1.000 tahun di Mesir, akan segera menyampaikan pesan-pesan dakwahnya di televisi satelit, bersamaan dengan kemenangan partai-partai Islam dalam pemilu pertama negara itu yang berlangsung secara bebas. Al-Azhar, otoritas keagamaan tertinggi Mesir, juga berencana untuk merapikan situs internet mereka, meningkatkan pendidikan agama dan memobilisasi Imam untuk menawarkan alternatif pesan keagamaan. Di samping memberikan pelatihan para imam Mesir dan menyediakan ribuan fatwa keagamaan setiap hari, saluran TV satelit Al-Azhar juga akan menjadi tempat diskusi
di antara tokoh agama, tokoh politik dan budaya untuk merenungkan masa depan Mesir. "Revolusi telah membantu kami untuk melakukan reformasi," ujar Mahmud Azab, penasihat Syaikh Ahmad al-Thayyib, Grand Imam al-Azhar. Ibrahim Najm, penasihat senior untuk Grand Mufti Ali Jumaa, otoritas tertinggi kedua agama Mesir setelah Thayyib, mengatakan: "Kami belum cukup memanfaatkan sarana modern dari komunikasi dan teknologi informasi." Terikat oleh tradisi dan dibayangi oleh negara, Al-Azhar ketinggalan ketika baru membuka komunikasi pilihan di mana kelompok-kelompok Islam lainnya telah memulai lebih dahulu menyampaikan pesan-pesan keagamaan mereka lewat TV satelit. "Mereka telah berhasil dalam berbicara kepada orang-orang dalam privasi rumah mereka sendiri," kata Syaikh Najm. Kelompok Salafi sendiri memiliki delapan saluran satelit dari negara-negara Timur Tengah yang dapat dilihat di Mesir, sementara Al-Azhar belum ada untuk menjadi alternatif bagi mereka, ujarnya. Ikhwanul Muslimin, dijelaskan oleh Syaikh Najm sebagai "kelompok orang yang bisa diajak bicara," juga memiliki publisitas dan program-program sosial. "Kami akan meluncurkan dua, jika tidak tiga, saluran televisi satelit di awal 2012 yang akan berbicara atas nama institusi Al-Azhar," katanya, menambahkan ini merupakan proyek dari Darul Iftah, departemen Al-Azhar untuk fatwa dan dakwah Islam. Syaikh Najm mengatakan pihaknya juga akan meluncurkan sebuah portal internet baru tentang kegiatan dan memobilisasi 60.000 imam di seluruh negeri untuk "bertemu orang-orang" dalam upaya menggemakan pendekatan akar rumput yang berhasil kelompok Islamis raih. Ditanya mengapa Al-Azhar tidak melakukan ini sebelumnya, ia berkata: "Ada perbedaan antara pekerjaan dan misi. Mereka melakukan pekerjaan, tetapi tidak pada misi. Sudah saatnya kita menyadari hal ini." Syaikh Najm mengatakan debat politik yang terbuka telah memiliki efek positif pada kelompok Islamis, mengubah mereka dari sikap skeptis awal tentang peran Al-Azhar untuk publik mengakui sekarang Al-Azhar sebagai rujukan utama untuk menafsirkan Islam di Mesir.(fq/reu)[eramuslim.com]

0 Comments:

Post a Comment