18 Mei 2012

(Arrahmah.com) - Belum lepas cobaan yang mendera umat atas kedatangan Ratu Penghina Nabi, Irshad Manji, kini umat muslim kembali akan dicoba. Tanggal 3 Juni nanti, diva Pop asal Amerika, Lady Gaga, berencana menggelar konsernya di Gelora Bung Karno, Jakarta. Penolakan demi penolakan pun kemudian lahir dari berbagai kelompok Islam merespon aksi nekat Lady Gaga tersebut.
Di Jakarta, misalnya, sekelompok Umat Islam dari Gerakan Umat Anti Maksiat (GUMAM) jauh-jauh hari sudah menggelar aksi demonstrasi di Bunderan HI, Jakarta. M Ihsan Sofyan selaku Koordinator GUMAM menilai Lady Gaga adalah Robot Illuminati. Assesoris penampilan Gaga dalam setiap konsernya, secara vulgar menonjolkan lambang illuminati dan
paganisme. FPI juga berpendapat sama. Mereka meminta pihak berwenang untuk ikut mencekal kedatangan Lady Gaga. FPI menilai, baik lirik maupun tampilan Lady Gaga sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Jadi persoalan penolakan lady Gaga tidak semata-mata faktor erostisme semata, tapi yang lebih penting daripada itu adalah persoalan akidah.
Bahkan, KH. Kholil Ridwan selaku Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya secara tegas mengatakan bahwa membeli tiket Lady Gaga adalah haram. Pimpinan Ponpes Husnayain itu menghimbau agar tiket yang sudah dibeli agar dikembalikan. “Tiket itu harus dikembalikan karena hukumnya haram. Dangdut yang budaya lokal aja haram. Yang jual tiket dan pembeli tiket juga dosa,” katanya kepada Eramuslim.com Sabtu, (17/3) dalam kapasitas pribadi selaku Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya.
Siapakah Lady Gaga?
Mungkin umat bertanya-tanya siapakah sosok Lady Gaga? Mengapa terjadi pro dan kontra begitu keras atas niatnya menginjakkan kaki di bumi Allah bernama Indonesia. Betulkah Lady Gaga adalah agen Illuminati yang sengaja disisipkan Yahudi untuk merusak akidah umat Islam?
Hati Yesus Dalam Klip Alejandro
 Lahir pada 28 Maret 1986 dengan nama Stefani Joanne Angelina Germanotta, Gaga kecil memang memliki rekam jejak paganisme yang cukup kuat, tidak heran Gaga cukup mudah menerjemahkan pesan Illuminati dalam tiap konsernya. Dari awal kariernya (tahun 2005) hingga album ketiga, berbagai penerjemahan konsep Teologi Illuminati membanjiri video klip maupun aksi panggungnya katakanlah seperti Bad Romance, Alejandro, Judas, maupun Born This Way. Dalam video klip Alejandro, misalnya, secara terang-terangan Gaga mengkampanyekan ajaran antikristus dengan menaruh salib terbalik di (maaf) kemaluannya. Gaga pun tidak segan-segan mesti mengeluarkan waktu yang lama dalam video klipnya demi menampilkan aksi mengarak Hati Kudus Yesus pada awal-awal klip.
Gaga sendiri memang pernah menempuh pendidikan di Sekolah Convent Of The Sacred Heart. Sekolah swasta milik katolik ini menampung sejumlah siswa khusus perempuan dalam jenjang TK hingga SMA. Namun sejarah Sacred Heart of Jesus sendiri jauh dari landasan iman Kristiani. Ordo Sacred Heart of Jesus (Ordo Hati Kudus Yesus) justru diprakarsai oleh Alexander Pope (1688-1744) yang banyak merujuk pada ajaran penyembahan setan dan kental dengan semangat mistisisme Kristen. Referensi tentang Hati (jantung) yang berdarah juga menyebar dalam tulisan-tulisan tokoh seperti Saint Bernard dari Clairvaux (1090-1153). St Bernard dari Clairvux adalah orang yang pertama kali meletakkan fondasi dasar bagi aturan-aturan dalam ordo Knights Templar. Seperti mengucapkan kaul (janji setia kepada Tuhan) maupun berikrar untuk tetap setia sebagai Ksatria Perang Salib. Karena itu, tidak heran seorang Ksatria Templar betul-betul akan menyerupai biarawan Cistercian dengan mengenakan jubah putih dan menambahkan sebuah salib merah besar pada jubah mereka. Namun semua itu hanyalah dalih untuk menutupi penyamaran mereka sebagai agen yang bekerja demi kepentingan paganisme.
René Guénon pencetus ajaran tradisi Primordial, dalam tulisannya The Sacred Heart and the Legend of the Holy Grail juga menyinggung teologi Sacred Heart of Jesus (Hati Kudus Yesus). Tokoh Theosofi ini mencoba melacak akar sejarah dari Hati Kudus Yesus secara lebih mendalam. Dengan mengutip tulisan pengkaji Holy Grail bernama Monsieur Charbonneau-Lassy yang berjudul The Ancient Iconography of the Heart of Jesus, Guénon mencoba menyimpulkan bahwa Hati Kudus Yesus sangat terkait erat dengan Legenda Holy Grail.
Monsieur sendiri berkeyakinan bahwa legenda Holy Grail sangat mungkin terkait dengan sejarah dari Hati Ekaristi Yesus yang hidup ketika zaman Agama Mesir Kuno. Dalam heiroglif Kuno, kata Monsiuer, gambar hati sebenarnya lebih tertuju kepada Vas (bayangkan sebuah Vas bunga tempo dulu berbentuk hati) ketimbang jantung manusia. Vas inilah yang kemudian terejawantah dalam bentuk cawan ketika peristiwa kematian Yesus yang kemudian melahirkan Holy Grail sebagai polemiknya.
cawan suci
Cawan Suci Kita ketahui bersama, opini Holy Grail selama ini banyak dikembangkan oleh Yahudi untuk menggoyang Iman Kristen dan mendukung klaim atas tahta suci Vatikan. Penggambaran Maria Magdalena sebagai pasangan Yesus pun turut dipopulerkan oleh pengikut Anti-Kristus dalam beberapa dekade terakhir pada buku-buku seperti The Jesus Scroll (1972), Holy Blood, Holy Grail (1982), The Gospel According to Jesus Christ (1991), The Da Vinci Code (2003), Templar Revealation serta The Two Marys: The Hidden History of the Mother and Wife of Jesus (2007).
Terlepas dari kebenaran legenda dibaliknya, Holy Grail sudah identik dengan Maria Magdalena, istri Yesus yang selama ini coba disangkal oleh Vatikan. Bagi Vatikan, Maria adalah hanya seorang pelacur yang bertobat dan sama sekali tidak mewakili tahta Yesus pasca wafat. Namun, Dinasti Merovingian mengklaim sebaliknya. Bagi mereka, Maria Magdalena adalah istri sah Yesus dan paling berhak mewarisi Tahta Suci Vatikan. Dinasti Merovongian inilah yang kemudian akhirnya mengklaim bahwa mereka memikili hak legitimasi untuk mewakili garis keturunan Yesus.
Selain cawan suci, simbol lain dari Maria Magdalena adalah salib mawar. Lambang ini juga terekam dalam video klip Lady Gaga yang berjudul Judas. Video ini dibuka dengan adegan iring-iringan kendaraan bermotor yang merupakan representasi Last Supper dimana jumlah pengendara motor sebanyak 12 orang, ditambah Lady Gaga, menjadi 13 orang adalah para aktornya. Lady Gaga sendiri berperan sebagai Maria Magdalena dan mengendarai motor bersama Yesus dengan mahkota berduri di kepalanya.
Namun uniknya, bisa dikata inilah video klip paling kontroversial yang pernah dibuat oleh Lady Gaga. Video Klip ini lebih tepat disebut sebagai pertarungan teologi karena betul-betul memberikan pukulan telak terhadap Iman Kristiani. Jika kita menyaksikan video ini, maka kita akan dapati bahwa Adegan per adegan Judas menyiratkan “pengkhianatan” Maria Magdalena kepada Yesus dengan memberikan ruang Judas (Iskariot) untuk masuk dalam sela hatinya, padahal Judas tidak lain adalah pengkhianat Yesus itu sendiri.
Karenanya, jika kita cermati lebih mendalam, Lady Gaga lebih tepat disebut sebagai sebuah personifikasi perlawanan terhadap dogma Kristen. Ia tidak berdiri di atas kaki Vatikan maupun Merovingian, tetapi ia berdiri diatas kaki sendiri yang tidak lepas dari misi Yahudi. “I’m just a Holy fool, oh baby he’s so cruel, but i’m still in love with Judas, baby,”  katanya memposisikan diri sebagai Tuhan dan sebuah prophecy bahwa Tuhan akan tunduk pada Lucifer. Mengerikan.
Lady Gaga dan Skenario Zionisme Budaya
Kendati penolakan demi penolakan terus hadir merespon konser Lady Gaga, tetap membuat para pendukung Lady Gaga pantang mundur. Pernyataan Haram yang dilontarkan oleh Kyai Kholil Ridwan pun direspon dengan caci maki. Tidak sedikit dari mereka adalah remaja yang tidak lagi menganggap orangtua dan ulama sebagai panutannya. Bahkan mereka berani menantang siapapun penolak konser Lady Gaga dengan stigma dinding penghalang kebebasan berekspresi. "Gue sudah bosan kalau Lady Gaga dicap aneh-aneh. Sebagai fan base Lady Gaga, kita punya argumen freedom of expression," kata fans Lady Gaga, Giat (19) seperti dilansir situs detik.com, Kamis (17/5).
Giat yang berjuang demi mendapatkan tiket Lady Gaga dengan antre satu hari sebelumnya ini pun sangat kecewa bila konser batal digelar. Bagi dia dan semua fans Lady Gaga, setiap orang tentu punya hak untuk berekspresi. Dia pun meminta agar pihak-pihak yang lain menghormati hak fans Lady Gaga untuk berekspresi.
Sungguh fenomena ini sangat menyedihkan. Sebagai negara mayoritas Islam, akidah umat telah jauh terperosok. Lady Gaga dibela, sedangkan ulama dihina. Inilah dampak dari sebuah bangunan Negara yang tidak dipimpin oleh hukum Allah dan membiarkan kerusakan lambat laun menggerogoti sendi akidah masyarakatnya dengan menjadikan hukum buatan manusia sebagai pilarnya.
Jika kita telusuri lebih jauh, kelompok  Zionisme Yahudi memang begitu menyadari jika perjuangan politik tidak akan bisa dilakukan tanpa ditopang oleh upaya lainnya. Tak terkecuali budaya. Inilah yang sempat disoroti Prof Abdul Rahman H. Habanakah dalam bukunya Metode Merusak Akhlak Dari Barat. Beliau menegaskan salah satu sarana ampuh yang dipakai Yahudi untuk memerosotkan akhlak muslim adalah dengan menenggelamkan kaum muslimin ke dalam lingkungan yang buruk. Untuk merealisasikan tujuan itu, mereka menggunakan berbagai unsur seperti harta, wanita, hukum, kekuasaan, kemewahan sampai permainan dan seni pertunjukkan. Lebih jauh beliau menjelaskan,
“Yang paling penting dalam hal ini ialah seni tentang kecantikan, metode dan pesona wanita terhadap kaum laki-laki. Dalam hal ini mereka mempergunakan sarana-sarana seperti: bioskop, sandiwara, drama, menulis berbagai macam cerita, sejarah psikologi, masalah-masalah sosial dan sebagainya. Juga sarana-sarana seperti: majalah, surat kabar, radio, televisi, video cassete, dab bermacam-macam saranan periklanan dan reklame.
“Merekalah yang memegang kekuasaan untuk ikut menentukan dan mengatur acaranya. Kalaupun ada (yang baik, pen.) terlalu sedikit, atau hanya dimintai bantuan apabila ada kerusakan atau ketika menghadapi masa kritis.”
buku Henry Ford
Henry Ford, pebisnis Amerika yang menghabiskan hampir setengah hidupnya untuk menyadarkan Amerika dari bahaya Yahudi menjelaskan dengan baik bagaimana budaya telah ditanamkan kelompok Zionisme guna mewujudkan misinya. Dalam buku monumentalnya, The International Jew, dikatakan bahwa teater/seni pertunjukan adalah bagian tak terpisahkan dari Yahudi untuk menyetir selera publik dan memengaruhi cara berpikir masyarakat. Teater dan seni pertunjukkan tidak hanya diberi sebuah tempat istimewa dalam Protocol of Zion, tapi juga telah dijadikan teman setia di setiap malam dan pekan. Lebih jauh, Henry Ford menjelaskan:
“Begitu kaum Yahudi memegang kendali atas minuman keras Amerika, maka kita menghadapi masalah minuman keras dengan konsekuensi drastis. Begitu kaum Yahudi memegang kendali atas ‘film bioskop’, kita menghadapi masalah dengan film dan konsekuensinya yang sangat kentara.
“Setiap malam, ratusan ribu orang menghabiskan 2-3 jam waktu mereka di Teater; setiap hari secara harfiah jutaan orang membuang 30 menit sampai tiga jam menonton film; dan arti sebenarnya dari hal ini adalah jutaan orang Amerika setiap hari merelakan diri mereka memasuki ide-ide kehidupan, cinta, dan tenaga kerja Yahudi… Teater bukan bersifat Yahudi dalam sisi manajerialnya saja, melainkan juga kesusateraan dan profesionalnya. Sekarang semakin banyak drama yang muncul dengan penulis, produser, bintang, dan para pemain yang semuanya Yahudi.”
Buku Henry Ford sendiri kemudian dikecam oleh kelompok Yahudi. Puluhan juta kopi yang telah tersebar tidak lagi dapat ditemukan di toko-toko buku maupun perpustakaan di Amerika. Dalam catatan pengantar buku tersebut, dikisahkan berbagai upaya mencetak buku ini -yang mencapai ketebalan 1000 halaman- akhirnya hanya berujung sia-sia. Pada tahun 1952, edisi baru dari seri The International Jew yang dikumpulkan dari artikel-artikel Ford pun kembali dimusnahkan oleh kelompok Yahudi. Sedangkan cetak ulang lainnya yang dilakukan National Vanguard Books, Po. Box 90 Hillsboro WV 24946 USA juga tidak mampu lagi ditemukan. Padahal jika kita telusuri lebih jauh keterlibatan Yahudi dalam industri Film di Amerika sudah menjadi rahasia umum. Jewish Encylopedia Judaica sendiri sebagai Ensiklopedi terbaik mengenai literatur Yahudi mengakui kepenguasaan Hollywood berada di tangan Yahudi.
“Semua perusahaan besar Hollywood, kecuali United Artist, didirikan dan dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.”
Mesin lain dalam lapangan budaya lainnya tentu adalah musik. Musik dalam doktrin zionisme tidak semata-mata sebagai bentuk hiburan, tapi juga alat mind control yang akan diterapkan kepada masyarakat. Dalam Protokol of Zion Bab 5 ayat 4 tertulis, “Selain itu, kita juga menggunakan seni untuk mengarahkan masyarakat dan individu – individu dengan teori – teori dan pernyataan yang dimanipulasi secara licik, dengan peraturan – peraturan kehidupan secara umum dan bentuk lainnya yang tidak lazim, yang semuanya tidak di pahami oleh masyarakat goyyim…”
Keshahihan Protokol of Zion sendiri hingga kini masih menyisakan kontroversi, namun terlepas daripada itu, apa yang termaktub dalam protokol tersebut sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Adalah Was Penre, tokoh Musik yang “berjasa” membesarkan musik Heavy Metal dan Rock di era 1980 hingga 1990an yang membeberkan rahasia itu. Ia mengatakan telah menjadi rahasia umum di AS bahwa siapapun yang ingin tenar dan terkenal dalam jagad hiburan, maka ia harus tunduk dan mau bekerja sebagai agen dari illuminati, atau setidaknya mau diajak bekerja sama, dengan sadar atau tidak. “Untuk mendaftar sebagai musisi untuk Perusahaan Rekaman besar, Anda harus bersedia untuk bekerja ke arah Agenda mereka, yang akhirnya memperoleh kontrol penuh atas populasi masyarakat dunia,” tegasnya seperti dikutip dalam situsnya Illuminaty News.com.
Penre mengetahui hal tersebut karena memang pernah terlibat sebagai komposer musik di beberapa perusahaan rekaman besar di Amerika. Ia mengaku heran bagaimana lagu-lagu ciptaannya yang mengandung pujian kepada tuhan, kedamaian, dan bentuk cinta kepada keluarga tidak diterima di perusahaan tersebut. Sebaliknya lagu-lagu yang bertemakan seks, pemujaan syaitan, penghinaan kepada semua agama, serata peperangan malah lulus untuk diterbitkan dalam album kumpulan rock. Naudzubillahi Min Dzalik.
Promosi Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya
Sungguh penulis begitu khawatir, fenomena umat muslim masuk ke liang biawak Yahudi sudah terang benderang terjadi. Umat Muslim saat ini seperti sudah meninggalkan petuah agamanya dan menganggap remeh urusan akidah. Tidak sedikit umat muslim menganggap enteng perkara tauhid dengan menyembunyikan kebanggaannya sebagai muslim dalam hal syariat Islam demi urusan kekuasaan, jabatan, tahta, maupun nafsu semata.
Sejatinya beberapa klip Video Gaga juga tidak lepas dari promosi untuk menyambut kemuncullan puncak fitnah ini. Hal ini dapat terlihat bahwa dimanapun Konser Lady Gaga berlangsung, mereka selalu didampingi beberapa penari latar seperti robot yang siap mengikuti apapun perintah Tuannya (Al Masih Ad-Dajjal). Satu persatu penari latar itupun berdiri berjejer melindungi Lady Gaga dalam tiap aksinya. Mereka berpakaian sama, berpenampilan sama, bahkan hingga membentuk potongan rambut yang sama.
Sungguh cobaan umat Islam saat ini begitu berat. Bahwa kita sekarang memang dituntut untuk memperkuat tauhid untuk mempersiapkan puncak fitnah yang akan terjadi. Baru-baru ini, seperti kita ketahui bersama, sebuah kabar yang sangat penting untuk Umat Islam datang dari Israel. Fenomena alam menunjukkan telah terjadi perubahan kuantitas air dari Danau Tiberias yang merupakan sumber utama air bersih bagi bangsa Yahudi dan pemerintah Zionis Israel.
Grafik Tiberias

 Grafik Tiberias
Ustadz Ihsan Tanjung dalam artikelnya Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias menyoroti dengan serius kenyataan menipisnya sumber mata air di Israel tersebut. Beliau mengingatkan bahwa mungkin saja untuk sebagian orang, informasi ini dianggap tidak penting bahkan tidak menjadi urusannya. Tapi bagi setiap muslim-mukmin yang peduli dengan tanda-tanda Akhir Zaman informasi ini sangat berharga dan sangat serius. Mengapa? Karena dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdapat kata “Danau Tiberias”. Dan hadits tersebut berkaitan erat dengan bakal keluarnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah al-Masih Ad-Dajjal!
Sebuah Hadits yang sangat panjang mengisahkan bagaimana seorang pelaut Arab Nasrani bernama Tamim Ad-Dari bersama 30 orang awak kapalnya terdampar di sebuah pulau. Akan tetapi sebuah pemandangan mengejutkan menghampiri mereka tatkala mereka berjumpa dengan seorang lelaki yang menurutnya digambarkan sebagai ”orang terbesar yang pernah kami lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu besi”. Lalu terjadi dialog antara Tamim Ad-Dari dengan lelaki misterius yang ternyata adalah Al-Masih Ad-Dajjal. Simaklah dialog berikut ini:
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang kurma Baisan. Kami bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Aku bertanya pada kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, ia hampir tidak membuahkan lagi. Ia berkata: Beritahukan padaku tentang danau Thabari (Tiberias). Kami bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia menjawab: Apakah ada airnya? Mereka menjawab: Airnya banyak. Ia berkata: Ingat, airnya hampir akan habis. Ia berkata: Beritahukan padaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Apakah disana ada airnya dan apakah penduduknya bercocok tanam dengan air itu? Kami menjawab: Ya, airnya banyak dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu. Ia berkata: Beritahukan padaku tentang Nabi orang-orang buta huruf, bagaimana keadaannya? Mereka menjawab: Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib. Ia bertanya: Apakah orang-orang arab memeranginya? Kami menjawab: Ya. Ia bertanya: Apa yang mereka lakukan terhadapnya? Lalu kami memberitahunya bahwa beliau menang atas bangsa arab di sebelahnya dan mereka menaatinya. Ia bertanya pada mereka: Itu sudah terjadi? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, sesungguhnya itu baik bagi mereka untuk menaatinya. Aku akan beritahukan pada kalian siapa aku. Aku adalah Al Masih (Ad-Dajjal) dan aku sudah hampir diizinkan untuk keluar lalu aku akan keluar.” (HR MUSLIM - 5235)
Melihat semua fenomena yang tengah terjadi, maka pertanyaannya adalah: akankah kedatangan Lady Gaga juga bagian dari aksi "teatrikal" untuk mempersiapkan ini semua? Cepat atau lambat semua akan terjawab. Inilah akhir zaman. Allahua’lam.
Oleh, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi (Penulis, The Brain Charger)

0 Comments:

Post a Comment