04 Disember 2014

GADGET pada era informasi sekarang ini, sudah dianggap sebagai barang keperluan utama. Namun, hati-hati bagi Anda para orang tua yang memiliki anak remaja dan kanak-kanak. Berdasarkan kajinan yang dilakukan American Academy of Pediatrics dan Canadian Society of Pediatrics State, menemukan sejumlah dampak buruk teknologi terhadap kanak-kanak. Seperti yang dikutip dari dw.de, 5 dampak buruk gadget bagi kanak-kanak di antaranya sebagai berikut:

i-Pertumbuhan otak terhambat

Otak akan berkembang pada bayi berusia 10 bulan sampai 2 tahun. Perkembangan otak, salah satunya ditentukan oleh rangsangan lingkungan. anak-anak yang otaknya terlalu di ekspos dengan gadget (Handfon, Internet, tablet dan TV) akan mengalami penundaan kognitif, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

ii-Tidak Fokus

Anak-anak berusia dibawah 12 tahun yang sudah menggunakan teknologi boleh terhambat tumbesarannya, termasuk kemampuan untuk memperhatikan sehingga boleh memberi kesan pada prestasi akademiknya.

iii-Obesiti....lagi

Anak-anak yang diperbolehkan nonton televisi dan main video game dalam kamar tidur, membuat mereka berpotensi 30 persen terkena obesitas karena kurang gerak. Anak-anak dengan obesitas tentu akan membuat mereka lebih rentan terkena stroke dan serangan jantung serta memperpendek harapan hidup.

Kurang Tidur

Lewat penelitian, diketahui pula sekitar 60 persen orang tua tidak mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gadget. Sebanyak 70 persen bahkan membolehkan anak-anak membawa gadget ke kamar tidur, padahal diketahui sebanyak 75 persen anak-anak berusia 9 tahun hingga 10 tahun mengalami kurang tidur hingga berdampak pada nilai-nilai akademik mereka lantaran terlalu asyik bermain gadget di kamar.

Gangguan Mental

Segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik, begitu juga saat berinteraksi dengan gadget. Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa menyebabkan naiknya tingkat depresi anak, kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, psikosis dan perilaku anak bermasalah. [islampos/dw]

0 Comments:

Post a Comment