04 Februari 2014

Hakikat Kenapa Kita Memusuhi Yahudi

Umat Islam pada hari-hari ini melalui kondisi yang sulit, dan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan, di antara bentuk terparahnya adalah penjajahan bangsa Yahudi atas negeri kaum Muslimin, Palestin. Yahudi telah membunuh kaum laki-laki dan anak-anak kaum muslimin, meneror dan melecehkan kaum wanita dan anak-anak, membakar masjid dan menghancurkan rumah mereka, serta memboikot dan memblokade mereka dari dunia luar.

Seorang muslim dalam melihat dan menilai sesuatu harus bertolak dari khabar berita Al-Kitab dan al-Sunnah. Dari sini, kita sadarkan diri kita dan terangi jalan kita, serta mempersiapkan kekutan untuk menghadapi musuh-musuh kita.

Kenapa kita membenci Yahudi.....

Kenapa kita marah, benci, dan memusuhi Yahudi? Mari kita lihat makar dan kejahatan mereka yang sebenarnya.

Kita membenci Yahudi karena mengharap keridhaan Rabbana. Kita membenci mereka karena Allah, disebabkan mereka menghina Allah dan membunuh para Nabi dan mencela mereka.

Allah telah mengabarkan polah tingkah mereka dalam kitab-Nya melalui firman-Nya:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ

“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” (QS. Al-Maidah: 64)

Yahudi-yahudi itu yang telah berkata,
إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya”. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): “Rasakanlah olehmu adzab yang membakar’.” (QS. Ali Imran: 181)

Mereka juga berlaku kurang ajar terhadap Allah dengan menuduh bahwa Allah memiliki anak,
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ

“Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putra Allah’.” (QS. Al-Taubah: 30) Maha suci Allah dari apa yang mereka tuduhkan, “Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqaan: 2)

Mereka juga telah berkata dalam Talmud, “Tidaklah Allah itu –kita meminta ampun pada-Nya, Dzat Maha suci- maksum (terjaga) dari kesalahan, marah, dan bohong.”

Masih dari Talmud mereka, “Allah menghabiskan waktu tiga jam pada siang hari untuk bermain-main dengan raja ikan.”

Mahasuci dan Mahatinggi Allah dari perkataan-perkataan mereka yang batil. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ . لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْكُنَّا فَاعِلِين َ. بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah Kami telah melakukannya). Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).” (QS. Al-Anbiya’: 16-18)

Dalam Talmud mereka juga tertulis, “Orang Yahudi lebih dicintai oleh Allah daripada Malaikat. Maka barangsiapa yang menampar seorang Yahudi dia seperti menampar kemuliaan Allah.”

Pernyataan tersebut hanya kedustaan belaka. Allah telah mendustakan mereka melalui firman-Nya:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (QS. Al-Maidah: 18)

Talmud mereka juga menyebutkan, “Sesungguhnya Allah bermusyawarah dengan para Rabi’ Yahudi di atas bumi ketika didapatkan sebuah dilema yang tidak bisa diselesaikan di langit.” Mahatinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan. Apakah mungkin ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Allah? Mahasuci Allah dan Mahatinggi serta Maha Kuasa melakukan segala sesuatu.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yaasin: 82)

Mereka berkata lagi dalam Talmud dengan ungkapan kotor tanpa rasa malu, “Bahwa sesungguhnya ajaran-ajaran para Rabi’ tidak bisa dibatalkan atau dirubah walaupun dengan perintah Allah.“

Mahasuci Allah Yang telah berfirman tentang Yahudi terlaknat,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

“Mereka menjadikan orang-orang alim (para rabi)-nya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.” (QS. Al-Taubah: 31)

Mereka itulah yang Allah firmankan,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.” (QS. Al-Taubah: 34)

Orang-orang Yahudi selalu merasa di atas yang lain. Mereka tidak menganggap selain mereka dan tidak menghargainya. Mereka berkata kepada orang di luar Yahudi, sebagaimana yang terdapat dalam Talmud mereka:

    “Seperma non-Yahudi seperti seperma binatang-binatang yang ada.“

    “Setiap orang Yahudi wajib berusaha keras untuk menghalangi tegaknya kekuatan umat-umat lain di muka bumi agar dominasi kekuasaan berada di tangan Yahudi saja.“

    “Kalau saja Allah tidak menciptakan Yahudi, pasti tidak ada keberkahan di muka bumi ini.“

    “Orang-orang yang keluar dari agama Yahudi adalah babi-babi yang najis.“

    “Arwah orang Yahudi mulia di sisi Allah. Dibandingkan dengan arwahYahudi, arwah non-Yahudi adalah arwah syetan yang menyerupai arwah binatang.“

    “Orang Yahudi tidak bersalah apabila melanggar kehormatan non-Yahudi. Karena setiap ikatan pernikahan yang dilaksanakan non-Yahudi adalah batil. Wanita non-Yahudi dianggap seperti binatang. Dan ikatan pernikahan tidak ada antara binatang-binatang.“

    “Orang Yahudi berhak memperkosa wanita non Yahudi.“

    “Zina dengan non-Yahudi, baik laki-laki atau perempuan, tidak ada hukumannya (tidak berdosa) karena mereka keturunan binatang.“

    “Wanita Yahudi tidak boleh mengadukan (melaporkan), apabila suaminya berzina dengan wanita non-Yahudi di rumah mereka.“

Pernyataan-pernyataan mereka di atas sesuai dengan yang Allah terangkan dalam mengungkap apa yang ada di benak mereka,
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang umi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 75)

Tentang keyakinan mereka mengenai nasib non-Yahudi di akhirat kelak, sebagaimana yang tercantum dalam Talmud, “Surga Na’im adalah tempat kembali bagi arwah orang-orang Yahudi. Dan tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi.“

Ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala,
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.” (QS. Al-Baqarah: 111)

Orang-orang Yahudi adalah kaum yang telah membunuh nabi-nabi Allah, mencela, dan mencaci mereka. Mereka berkata tentang Isa bin Maryam ‘alaihis salam dalam Talmud, “Dia itu anak zina. Sungguh ibunya telah mengandungnya selama periode menstruasi. Dia itu seorang penipu dan menyesatkan, orang tolol dan menipu orang-orang Israel. Dia itu disalib dan mati serta dikuburkan di Jahanam. Dia disiksa di sana dalam tungku air mendidih yang berbau busuk.“

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman tentang kedustaan, celaan, dan fitnah mereka atas Isa al-Masiih ‘alaihis salam dan ibunya.
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا . وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا . وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. Al-Nisa’: 155-157)

Orang-orang Yahudi telah berkata dalam Talmud mereka tentang permusuhan mereka terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Karena al-Masih (Isa) sebagai pembohong dan begitu juga Muhammad adalah diketahui dan diakui sebagai pembohong. Pembohong seperti dia (Isa). Kita wajib memerangi pendusta yang kedua ini sebagaimana kita telah memerangi pendusta yang pertama.“

(Perkataan-perkataan mereka yang lain dapat dilihat pada kitab “Fadhaih Talmud” dan kitab Dafain al-Nafs al-Yahudiyah, karya Muhammad al-Za’bi)

Dosa-dosa dan Kejahatan Yahudi

Orang-orang Yahudi sekarang ini berkata, bahwa Allah menyesal karena telah menciptakan Palestina. Mereka membungkus kepada babi dengan lembaran-lembaran mushaf Al-Qur’an yang di atasnya ditulis “Muhammad” lalu melemparkannya ke masjid Al-Aqsha untuk memancing kemarahan kaum muslimin. Mereka juga menggambar babi pada dinding masjid dan menuliskan nama Nabi kita Muhammad di sana lalu di bawahnya diberi tanda bintang David.

Dengan ini, permusuhan kita dengan mereka adalah permusuhan aqidah, bukan politik. Kita tidak memusuhi mereka hanya karena telah menjajah bumi Islam, tapi jauh sebelum itu ada sebab yang lebih besar dan lebih banyak sebagaimana yang telah dipaparkan di depan. Sebab lain kita memusuhi mereka adalah karena kejahatan mereka dalam merusak kesucian masjid Al-Aqsha, berupaya untuk membakarnya, menghancurkannya, dan menggali beberapa terowongan di bawahnya untuk meruntuhkannya. Juga karena mereka telah membunuh saudara-saudara kita dan menggunakan senjata mematikan yang peluru-pelurunya melubangi kepala-kepala kaum muslimin, lalu meledak di dalamnya.

Kita meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perbuatan-Nya tidak hanya berisi keburukan semata, tapi pasti mengandung banyak kebaikan, sebagaimana yang keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Maka apa yang kita saksikan dari kejadian demi kejadian di bumi Palestina menumbuhkan solidaritas dan kesadaran kaum muslimin. Ini pertanda bahwa janji masa depan yang cerah dan kemenangan akan segera datang, Insya Allah, di antaranya:

1. Terbentuknya keyakinan yang kuat pada diri mayoritas kaum muslimin bahwa satu-satunya jalan untuk menghadapi Yahudi adalah dengan jihad fi sabilillah. Tuntutan untuk menegakkan kewajiban jihad semakin besar yang merupakan puncak tertinggi amalan Islam.

2. Runtuhnya bendera fanatisme, revolusi, nasionalisme, demokrasi, dan cara-cara jahiliyah lainnya. Sementara bendera Laa Ilaaha Illallaah terus berkibar di tangan kaum muslimin.

3. Kembalinya kesatuan dan persatuan kaum muslimin laksana jasad yang satu dan terealisasinya praktek kehidupan yang telah digambarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

4. Telah tampak jelas banyaknya bantuan yang dikeluarkan kaum muslimin untuk saudara-saudara mereka dan membawa sebagian korban luka untuk berobat. Doa qunut pun bergema di semua negeri Islam untuk mendoakan saudara mereka di Palestina dan mendoakan kehancuran Yahudi yang terlaknat. Bahkan ada sebagian anak-anak muda kaum muslimin pergi ke bumi Palestina guna melempar orang Yahudi dengan batu-batu.

5. Semangat kaum muslimin juga mulai terarah. Buktinya terlihat dari slogan-slogan mereka yang menghusung masalah keislaman dan status masjid Al-Aqsha. Dan hal ini sangat-sangat menyakiti orang Yahudi –sebagaimana yang disampaikan oleh para ideolog mereka-. Slogan-slogan kaum muslimin adalah: “Khaibar, khaibar Ya Yahud, Jaisy Muhammad saufa Ya’ud.” (Maknanya kurang lebih: Ingatlah kejadian Khaibar wahai Yahudi. Pastilah tentara Muhammad akan segera kembali). Orang Yahudi sangat khawatir dengan slogan ini yang berarti bahwa pasukan yang menghormati Muhammad dan mengimaninya sebagai Nabi akan datang dari seluruh penjuru negeri.

6. Upaya perundingan dengan Yahudi harus segera dihentikan, karena perundingan-perundingan itu sangat merugikan umat Islam. Kebiasan Yahudi yang melanggar perjanjian damai dan mengkhianati kesepakatan telah membungkam para pendukung perdamain, sebagaimana yang telah Allah firmankan, “Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman.” (QS. Al-Baqarah: 100)

Walaupun kita melihat perkembangan bagus yang menumbuhkan sikap optimistis, namun kita tidak boleh melupakan hal-hal berikut ini:

- Bahwa kehinaan dan keburukan yang menimpa kita berasal atau disebabkan oleh diri kita sendiri. Kalau kita berharap Allah menghilangkan kehinaan ini, maka kita harus kembali kepada-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Karena “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ra’du: 11) Umat Islam wajib bertaubat dari kesyirikan, kebid’ahan, maksiat, dosa-dosa besar yang telah mereka lakukan.

- Masih juga ada sebagian orang yang tertipu. Dia terus meminta bantuan dan pertolongan kepada kaum musyrikin dan bersandar kepada orang kafir serta terjerumus ke dalam kebingungan dengan menggabung panji-panji Islam dengan bendera ahli syirik. Sesungguhnya syarat datangnya pertolongan Allah harus dihilangkan dulu campur baur ini, “Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).” (QS. Al-Anfal: 32)

Jalan perjuangan kita bertolak dari kalimat tauhid sehingga bisa menyatukan satu kesepakatan untuk berjuang di atas metode para rasul shalawatullah wasalamuhu ‘alaihim.

- Kita harus senantiasa menyiapkan kekuatan jihad untuk menghadapi kekuatan musuh-musuh kita sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfaal: 60)

Yang terakhir kita memohon kepada Allah Ta’ala untuk orang-orang yang lemah dari kaum mukminin, menghinakan kaum Yahudi dan musyrikin, menolong kaum muwahhidin, mengusir Zionis Yahudi dari Baitul Maqdis dalam kondisi terhina dan kalah. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. (PurWD/voa-islam/islamway)

    · Keterangan: Diterjemahkan oleh Badrul Tamam dari tulisan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid, “Hakikah al-’adawah baina al-Muslimin wa al-Yahuud”.

Sumber: VoaIslam kemudian sedikit diedit oleh nahimunkar.com.

0 Comments:

Post a Comment