25 September 2010

Uskup Bishoy: Beberapa Ayat Al-Quran Ditambahkan Oleh Ustman Bin Affan

eramuslim.com Sabtu, 25/09/2010

Seorang uskup Koptik senior telah menyebabkan kehebohan di Mesir.
Uskup Bishoy, sekretaris Gereja Koptik Kudus Sinode, menyatakan bahwa ayat-ayat tertentu dari Quran telah dimasukkan ke dalam kitab suci setelah kematian Nabi Muhammad saw. Dan itu menyiratkan keraguan atas validitas ayat-ayat tersebut.
Selama ini, kaum Muslimin percaya bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad kata demi kata oleh Malaikat Jibril selama sekitar 23 tahun.
Dalam pertemuan baru-baru ini dengan duta besar Mesir di Siprus, dihadiri oleh beberapa media, Bishoy mengatakan bahwa ayat-ayat tertentu dari Quran bertentangan dengan iman Kristen dan bahwa ia percaya bahwa ayat-ayat itu ditambahkan kemudian oleh salah satu penerus Nabi Muhammad, yaitu Khalifah Utsman Bin Affan.
Pernyataan itu jelas memicu kemarahan di kalangan pemimpin Muslim dan bahkan Kristen sendiri. Semuanya berkomentar bahwa pernyataan Bishoy bisa menyebabkan ketegangan sektarian.
Bishoy langsung mengatakan pada sebuah khutbah pada hari Rabu bahwa telah terjadi salah paham.
"Pertanyaan saya, sehubungan dengan beberapa ayat Quran ditambahkan setelah kematian Nabi (Muhammad) bukan kritik atau tuduhan," katanya. "Ini hanyalah sebuah pertanyaan tentang sebuah ayat tertentu yang saya percaya bertentangan dengan iman Kristen," kata Bishoy khalayak di Fayoum, sebelah selatan Kairo, seperti dikutip dari al-Masry al-Youm.
"Saya tidak mengerti bagaimana itu bisa berubah menjadi serangan terhadap Islam," kata Bishoy. (sa/aby)

Reaksi Keras Al-Alzar Atas Komentar Uskup Bishoy

Sabtu, 25/09/2010
Al-Azhar bereaksi atas tuduhan Uskup Bishoy yang mengatakan bahwa beberapa ayat Al-Quran ditambahkan setelah Nabi Muhammad saw wafat.
Kepada harian independen al-Masry al-Youm, Sheikh Ahmed al-Tayeb, kepala Al-Alzahar, menyatakan ia sedang menyiapkan "bantahan yang kuat" atas komentar Bishoy tersebut.
Tayeb dilaporkan "sangat marah" atas komentar Bishoy itu karena "tugas pemimpin agama untuk menjamin persatuan nasional," kata surat kabar itu.
Salem Abdul Geleel, salah seorang wakil menteri di Kementerian Mesir juga mengkritik komentar itu.
"Keyakinan Muslim adalah garis merah yang sama sekali tidak akan dibahas oleh seorang non-Muslim ... Sama seperti kami juga yang tidak membahas keyakinan non-Muslim," kata Abdul Geleel dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh al-Wafd.
Konstitusi Mesir menjamin kebebasan berekspresi, tapi masalah agama selalu menjadi sesuatu yang sensitif. Selama ini memang beberapa kali terjadi ketegangan antara Muslim dan Kristen di Mesir.
Tiga orang Muslim Mesir saat ini diadili karena menembak mati enam orang Koptik setelah mereka keluar dari perayaan Natal di Nagaa Hammadi di Mesir selatan.
Kristen Koptik sendiri berjumlah sekitar 6 sampai 10 persen dari populasi Mesir yang keseluruhan berjumlah 80 juta jiwa. (sa/aby)

0 Comments:

Post a Comment