28 Februari 2015

MESIR (VOI) – Beberapa waktu lalu sempat mencuat rilisan video  mujahidin Daulah Islamiyyah (ISIS) wilayah Libya yang mengeksekusi 21 salibis Koptik Mesir sebagai bentuk pembalasan atas penindasan salibis Koptik terhadap muslimah di penjara gereja Mesir.
Peristiwa ini sebagai reaksi atas apa yang dialami oleh Wafa Costantine, Camelia Shahatah dan wanita lainnya yang mereka diberikan hidayah oleh Allah memeluk Islam dan keluar dari agama Nasrani di Mesir.
Kedua nama muslimah tersebut mencuat dan menjadi syarat pertukaran 21 salibis yang berada dalam sanderaan mujahidin Daulah Islamiyyah di Libya sebelum mereka dieksekusi.
Selama dekade terakhi pada periode pemerintahan Husni Mubarak permasalah ini muncul dan dipublikasikan di situs-situs Islam Arab yang melawan misionaris, dimana situs tersebut mengungkap keislaman mereka berdua lalu membongkar pemerintah Husni yang tunduk pada keinginan gereja  hingga mereka berdua menghilang sampai saat ini.
Wafa Constantine.....lagi

Wafa Costantine adalah insinyur pertanian kelahiran tahun 1956. Ia bersuamikan Majdi Yusuf, pengurus Gereja Abu Matamir di propinsi Al-Buhairah. Pada tahun 2004, insinyur cerdas ini menjadi buah bibir di jalan-jalan Mesir setelah ia memeluk Dinul Islam.
Setelah berita kesilamannya tersebar, Gereja Mesir menampakkan gigi taringnya. Orang-orang Koptik turun ke jalan dalam aksi demonstrasi mengecam kehilangannya. Setelah kondisi carut-marut, mantan presiden Mesir itu menyerahkan Wafa kepada pihak gereja dan meletakkannya di rumah para biarawati di Al-Nu’am selama beberapa hari sebelum memindahkannya ke Biara Saint Bishoy, dimana ia bertemu dengan Shenouda, Paus Alexandria, dan memerintahkan untuk tidak mengembalikannya ke kotanya lagi.
Pada saat itu, Wafa Constantine benar-benar lenyap dari pandangan orang-orang. Dan berita yang mengatakan bahwa Wafa dibunuh oleh pihak gereja. Sementara Shenouda menolak untuk muncul memberikan konfirmasi.
Maka, sebagai bentuk pembalasan atas apa yang mereka lakukan terhadap Wafa Constantine, Daulah Islam Irak pada saat itu menyerang salah satu gereja di ibukota Irak, Baghdad, dan membunuh 50 orang serta mengancam akan melakukan hal yang sama jika Wafa tidak dibebaskan.
Camelia Shahatah
Camelia Shahatah 22 Juli 1985 Pusat Biara Mawas di propinsi Minya, Mesir. Meraih gelar bachelor pendidikan dalam sejarah dari Universitas 2006. Camelia mengajar di madrasah I’dad di Dalga, Minya dan suaminya adalah seorang pendeta.
Pada awal Mei 2010 , suaminya mengajukan keluhan akan kehilangannya, yang mengakibatkan demonstrasi di markas Kat5edral St Mark Balabasih, memprotes hilangnya Camelia dan mengungkap simpang siur tentang kehilangannya dalam kondisi mencekam serta pada saat kemunculannya di Yayasan Syar’i di Minya yang menunjukkan bahwa ia masuk Islam.
Saat orang-orang Koptik mencarinya, Syaikh Abu Yahya Miftah muncul mengungkapkan bahwa Camelia meminta bantuannya untuk mengumumkan keislamannya. Syaikh menegaskan bahwa aparat menangkapnnya untuk mengembalikannya ke pihak gereja. Lalu tesebar lah berita tentang keislamannya di situs-situs Islam.

0 Comments:

Post a Comment