22 Disember 2018

Ciri yang disebutkan mengenai Ya’juj dan Ma’juj mirip Bangsa China, namun apakah itu manusia sepet saat ini?

“Kiamat tidak akan terjadi,” kata Nabi dalam salah satu hadisnya, “sampai kalian memerangi sekolompok orang yang sendalnya terbuat dari bulu, dan memerangi bangsa Turk, yang mana mereka bermata sepet, berwajah kemerah-merahan, berhidung pesek, wajah mereka berbentuk perisai yang bundar.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis lain riwayat Ahmad dan Ibnu Majah disebutkan, “Kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi suatu bangsa bermata sepet, bermuka lebar, bermata hitam, muka mereka seperti perisai, memakai sepatu bulu, membawa perisai dan mereka menambatkan kudanya di pohon kurma.”

Siapakah yang dimaksud dengan sekelompok orang yang bermata sepet, berwajah kemerah-merahan, berhidung pesek dan wajahnya seperti perisai bundar?


Terkait hadis itu, Imam Nawawy (Syarh Shahih Muslim, XVIII/38) berpendapat, bahawa tanda-tanda itu ada pada zamannya. Umat Islam beberapa kali berperang dengan mereka. Pendapat ini menunjukkan bahawa yang dipahami dengan mata sepet di sini adalah bangsa Mongol yang menyerbu umat Islam hingga meruntuhkan Baghdad sampai akhirnya tumbang di pertempuran Ainun Jalut.

Penyebutan kata “al-Turk” dalam hadis tersebut tidak selalu merujuk kepada bangsa Turki, namun itu adalah terkait dengan ras yang memiliki tanda-tanda seperti yang disebutkan dalam hadits tadi. Karena, pada dasarnya ras al-Turk itu ada banyak jenisnya. (Badruddin Ayni, XIV/200).

Dalam hadis lain disebutkan:

فَإِذَا كَانَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ جَاءَ بَنُو قَنْطُورَاءَ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْأَعْيُنِ حَتَّى يَنْزِلُوا عَلَى شَطِّ النَّهْرِ فَيَتَفَرَّقُ أَهْلُهَا ثَلَاثَ فِرَقٍ فِرْقَةٌ يَأْخُذُونَ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَالْبَرِّيَّةِ وَهَلَكُوا وَفِرْقَةٌ يَأْخُذُونَ لِأَنْفُسِهِمْ وَكَفَرُوا وَفِرْقَةٌ يَجْعَلُونَ ذَرَارِيَّهُمْ خَلْفَ ظُهُورِهِمْ وَيُقَاتِلُونَهُمْ وَهُمْ الشُّهَدَاءُ

“Di akhir zaman nanti akan datang suatu kaum yang bernama Qanthura, wajah mereka lebar dan matanya sepet, hingga kaum itu sampai ke daerah tepian sungai lalu para penduduknya pecah menjadi tiga kelompok; satu kelompok pergi mengikuti ekor sapi dan binatang ternak (pergi ke tempat yang jauh dengan membawa binatang ternak mereka untuk bercocok tanam) hingga mereka hancur. Satu kelompok mengambil untuk keamanan mereka (mengajukan atau menerima jaminan keamanan dari bani Qanthura) hingga akhirnya menjadi kafir. Dan satu kelompok melindungi anak dan isteri mereka dan berperang melawan musuh (Bani Qanthura) hingga mereka mati sebagai syuhada.” (HR. Abu Dawud)

Bani Qanthura dalam kitab “Mirqāt al-Mafātih” (VIII/3408) karya Tibrizi adalah hamba sahaya Ibrahim yang melahirkan melahirkan anak-anak keturunan seperti Bangsa Turk dan China.

Selain itu beliau juga memberi catatan, “Barangkali yang dimaksud dengan apa yang diprediksi dalam hadis adalah perang yang terjadi pada masa sekarang antara bangsa Turk dan muslimin. Lebih dekat lagi, itu adalah isyarat pada masalah Jengis Khan dengan segala kerusakan yang dibuatnya khususnya di Baghdad.”

Di hadis lain tanda-tanda itu juga merupakan ciri-ciri dari Ya’juj dan Ma’juj. Dalam hadis riwayat Ahmad disebutkan, “Sesunguhnya kalian senantiasa akan berperang dengan musuh hingga kedatangn Ya’juj dan Ma’juj, wajahnya bundar, bermata sepet, jambul rambutnya berwarna putih, mereka turun dari tempat yang tinggi, wajah mereka seperti perisai yang ditempa (tebal dan keras).”

Dalam buku “al-Mausū’ah fī al-Fitan wa al-Malāhim wa Asyrāthi al-Sā’ah” (2006: 801), Dr. Muhammad Ahmad al-Mubayyadh memberi komentar bahawa hadis itu menjelaskan beberapa ciri Ya’juj dan Ma’juj yang sesuai dengan ciri-ciri bangsa Mongolia, Tatar dan Turk yang terdapat dalam banyak hadis Nabi. Hadis hanya cocok pada penghuni pegunungan di Mansyuria, Mongolia, tepu Siberia dan Asia Tengah.

Apa semua ciri itu ada kaitannya dengan bangsa China? Wallahu a’lam. Tapi, ada penjelasan menarik dari Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi dalam buku “Ma’a Qashashi al-Sābiqīn fī al-Qur`ān” (1989: 291-292). Kata beliau, Ya’juj dan Ma’juj adalah penduduk China, Korea, Mongolia, Tibet, Turkistan dan lainnya. “China saja,” katanya, “sudah terhitung sebagai bahaya yang langsung bagi masa depan Eropa, Amerika dan Arab dari segi jumlahnya.”

Dalam waktu yang sama beliau bertanya, “Apa yang akan terjadi di masa depan? Berapa jumlah mereka? Apa yang akan mereka lakukan di dunia ketika pergi ke berbagai negeri? Apa yang terjadi ketika terjadi ledakan penduduk yang sebegitu besar?”

Seperti yang maklum diketahui –bukan bermaksud mendiskreditkan bangsa tertentu—China merupakan kekuata besar di Asia yang berpotensi menghegemoni dunia dengan segenap kekuatan dan jumlah penduduk yang dimilikinya.

Meski demikian, beliau tetap memberi catatan bahwa meski ciri-ciri yang disebutkan mengenai Ya’juj dan Ma’juj mirip bangsa China, namun Ya’juj wa Ma’juj yang dijanjikan Rasulullah bukanlah sebagaimana sekarang kerana mereka masih dalam kurungan.

Ada juga yang berpendapat –seperti Khair Ramdhan– bahwa yang dimaksud dengan Ya’juj dan Ma’juj tidak merujuk pada bangsa tertentu tapi adalah ciri umum yang sesuai bagi setiap bangsa yang perosak dan penghancur.

Dari beberapa keterangan hadis dan ulama, bangsa berkulit sepet yang disabdakan Nabi ada yang sudah terjadi –seperti serangan Jengisk Khan dan Bangsa Mongol dan serangan Bangsa Turk—ada juga yang terkait dengan Ya’juj dan Ma’juj di akhir zaman.

Terlepas dari kebenaran apakah itu merujuk pada bangsa khusus yang bermata sepet atau hanya sekadar simbol perosak, yang pasti umat harus waspada bahawa kita sudah di ambang akhir zaman. Segala kemungkinan itu patut dijadikan kewaspadaan, minimal untuk diri dan keluarga bahkan negara, agar terproteksi dari kerusakan yang ditimbulkan mereka.[hidcom */Mahmud Budi Setiawan]

0 Comments:

Post a Comment