11 Ogos 2014


Rasulullah SAW., bersabda :

“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah kerana sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah)

Khilafah Islamiyah yang baru saja dideklarasikan pada 1 Ramadhan 1435 Hijriyyah lalu saat ini digempur oleh musuh-musuh Islam, khususnya gembong terorisme dunia, Amerika Syarikat. Sekutu kekafiran AS, yakni Inggris juga berencana akan ikut serta. Begitu juga menyusul Perancis, dan tentu saja Israel. Benarlah hadits Rasulullah di atas, Khilafah Islamiyah bagaikan sehidangan makanan di atas meja makan, diserbu orang-orang kafir tanpa ada ummat Islam yang mampu mencegahnya.

Saat pesawat-pesawat tanpa awak (Drone) AS menghujani pasukan Khilafah Islam dan juga sebelumnya membantai ummat Islam di Afghanistan, Pakistan, dan lainnya, tidak ada satu pun ummat Islam, para ulamanya, mengutuk AS, melabeli AS dengan label teroris, biadab, dan barbar. Tidak ada penolakan, penghujatan, dan caci-maki serta acara khusus untuk membenci dan menghujat AS. Sungguh aneh!....lagi


Umat Islam malah ikut-ikutan, latah membenci dan menghujat Khilafah Islamiyah, pelindung dan perisai ummat Islam. Meski jumlah mereka (ummat Islam) saat ini banyak, mayoritas, namun sebagaimana hadits di atas, mereka seperti buih di atas air, mudah terombang-ambing, tidak punya sikap yang jelas, plin-plan, bahkan gamang dengan keimanan mereka, hingga akhirnya ikut saja dengan pendapat mayoritas meski itu batil.

Padahal, sebagai ummat Islam mereka seharusnya yakin akan kebenaran Islam dan berita gembira bahwa Islam akan kembali berkuasa dengan tegaknya Khilafah Islamiyah. Bahkan seharusnya orang-orang kafirlah yang takut kepada ummat Islam, sebagaimana firmanNya :

“Akan kami jangkitkan di dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Alloh, di mana Alloh belum pernah menurunkan satu alasan pun tentangnya”. (QS Ali Imran: 151)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda artinya, “Aku diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku: Aku ditolong dengan rasa ketakutan dengan jarak satu bulan perjalanan; dan dijadikan bumi untukmu sebagai tempat sujud ; …. dan seterusnya”. (Riwayat Bukhari, lihat Fathul Bari I/436. Muslim dalam Nawawi V/3-4 dari Jabir bin Abdullah rodhiallohu ‘anhu)

Pada zaman Nabi dan kejayaan Islam kita bisa saksikan bagaimana 3.000 pasukan Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid sanggup menahan 200 ribu tentara Romawi di perang Mu’tah. Kemudian 30 ribu pasukan yang dipimpin Rasulullah di kota Tabuk menggentarkan kerajaan Romawi sehingga mereka tidak berani berperang melawan Nabi. Bahkan tentara Thariq bin Ziad yang jumlahnya hanya 7.000 pasukan berhasil mengalahkan 100 ribu tentara kerajaan Spanyol dan menguasai Spanyol selama 7 abad.

Bagai Menggenggam Bara Api

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits Rasulullah saw yang memuat ringkasan sejarah Ummat Islam sejak awal hingga mendekati yaumul-Qiyamah.

“Masa kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang menggigit selama beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, lalu Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa raja-raja yang memaksakan kehendak dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian. Kemudian beliau terdiam.” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad)

Bukankah kini Ke-Khalifahan yang mengikuti manhaj kenabian tersebut telah tegak? Lalu mengapa ummat Islam tidak mendukungnya dan bahkan menolaknya? Apakah ini memang sebuah ujian di akhir zaman, di masa Dajjal akan turun untuk mengecoh seluruh umat manusia?

Perhatikan beberapa hadits berikut :

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin, dan sebagai syurga bagi orang kafir” Ket.: Dunia bagi orang Mukmin & Muslim seperti penjara karena manusia terikat oleh hukum agama yg tidak boleh dilanggar, sedangkan yg demikian terhadap si kafir seperti syurga karena tidak terikat dalam hukum agama (syariat).

Sungguh, seseorang yang hendak menegakkan agamanya pada hari itu terasa sangat berat. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: ”Akan datang suatu zaman kepada manusia di mana orang yang memegang agamanya ibarat orang yang menggenggam bara api.”(HR Tirmidzi 2140)

“Sesungguhnya yg pertama kali keluar (dari tanda kiamat) adalah Dajjal.”

“Mulai dari kehidupan Nabi Adam hingga terjadinya kiamat nanti ada kejadian (atau makhluk) yg lebih besar (hebat) keadaannya dari (fitnah) yg ditimbulkan oleh Dajjal (si Mata Satu)”

“Dajjal (=Si Pembohong) itu matanya buta sebelah kiri, rambutnya kusut (tidak teratur), ia membawa syurga (=kesenangan) dan neraka (=kesusahan), maka yg disebut nerakanya itu maka yg sebenarnya adalah syurga (=bisa membawa ke syurga di akhirat), sedangkan syurganya adalah neraka (=bisa membawa pada kehidupan di neraka akhirat).”

“Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar, dan ia akan membawa air dan api. Dan adapun yg kelihatan manusia dg bentuknya seperti air itu maka hal itu adalah api yg membakar. Dan adapun yg kelihatan oleh manusia berupa api itu maka hal itu adalah air yg dingin yg rasanya tawar. Maka jika mendapatkan hal itu bagimu maka jatuhkanlah pada yg kelihatan seperti api, sesungguhnya hal itu adalah air yg tawar dan baik (enak).”

Sikap yang harus diambil ketika terjadinya fitnah yg hebat adalah sebagaimana perkataan ‘Irbadz ibnu Sariyyah berkata, “Jika zaman itu telah muncul dan menyebar api fitnah di sekelilingmu, maka cepat-cepat padamkan ia dengan taqwa”. Karena fitnah tersebut akan melibas semua. “Cepat-cepatlah kalian beramal shalih (sebelum datang) fitnah seperti malam gulita. Seseorang pada saat itu pagi-pagi dalam keadaan beriman dan sore hari menjadi kafir, atau sore hari dalam keadaan beriman namun bangun pagi menjadi kafir. Dan menjual agamanya dengan harga dunia yang murah.”

Wallahu a’lam bis showab!

M Fachry

0 Comments:

Post a Comment